Lasem - Berawal dari keprihatinan terhadap ulah pelajar yang menjurus ke perbuatan negatif, membuat seorang dosen di Kabupaten Kerawang Jawa barat akhirnya membuat terobosan menjadi motivator pencerahan hidup melalui media hipnotis. Meski audiens hanya sekali mengkitui kegiatan, diyakini berdampak positif dan mengubah perilaku hidup menuju arah lebih baik.
Sudarma praktisi pendidikan yang bergelar sarjana pendidik, tekhnik elektro dan magister tekhnik mesin cukup lama mencermati aksi kenakalan remaja khususnya pelajar di daerahnya. Walhasil setelah menemukan cara yang dipandang efektif untuk meredam kejadian tersebut, maka dirinya mulai mempelajari ilmu hipnotis secara otodidak dan mengembangkan hipnotis for education atau disinglat hipno for edu.
Ditemui usai menjadi mentor di SMK TI Umaf Fatah Rembang, Sudarma sampaikan hipno for edu mulai dikenalkan pada tahun 2010. Diberikan di sejumlah sekolah yang ada di daerah Kerawang, untuk meredam kenakalan pelajar yang distilahkan olehya yakni menyalurkan kreasi dalam bentuk yang keliru.
Sambung Sudarma, hipno for edu selayaknya terlebih dahulu diberikan kepada tenaga pendidik. Karena kata-kata yang diucapkan oleh para guru cukup kuat untuk menghipnotis anak didiknya. Untuk itu para guru harus menjaga ucapannya dan jangan sampai membuat stigma negatif atas siswa karena akan mempengaruhi secara kejiwaan maupun intelektual.
Setelah kalangan pendidik menguasai hipno for edu sebut Sudarma, hendaknya dalam memberikan dan mengajarkan ilmu kepada anak didik selalu dilandasi motivasi diri sehingga mereka lebih pro aktif dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah. Selain itu para siswa sendiri idealnya dijadwalkan sekali menerima therapy hipno for edu dari motivator eksternal untuk menggugah keyakinan mampu meraih hidup sukses.
Sudarma tambahkan, materi hipno for edu cukup luas dan diberikan sesuai dengan audiens kegiatan, namun untuk sekolah memang idealnya digelar dalam bentuk workshop selama tiga hari agar komperhensif. Hari pertama untuk kalangan tenaga pendidik, utamanya guru bimbingan dan konseling, kemudian hari kedua ditujukan seluruh pelajar dan terkahir bagi orang tua/wali siswa.
Pendidikan seorang anak tegas Sudarma, tak bisa lepas dari peran sekolah, guru, orang tua dan lingkungan tempat tinggal, semua haru saling mendukung sehingga sorang anak selain nantinya memiliki ilmu pengetahuan yang mumpuni tetapi juga dilandasi akhlak tinggi sehingga ketika mencapai sukses dalam hidup akan senantiasa berbuat dan berjalan pada garis yang lurus.
0 komentar:
Posting Komentar
Terimakasih telah berkunjung. Silahkan berkomentar :)